Tentang Telaga Persahabatan
aku disini.. menanti resah senja bersama kilau pena yang tak kunjung selesai-selesai masih disini.. tentang kilau telaga (juga) yang merah merona berkobar semangat api aduhai indah sekali lain waktu kita dayung sampan di telaga persahabatan rasanya membuncah dalam hati siap bekal buat nanti gelombang riak kecil yang membesar menakutkan pegang erat tali sampan kita kayuh sampai tujuan.. sampai ujung mulut samudera hati
***
1)
mengurai pancaran kata kala senja kala siluetnya menerangkan ketiadaan akan suatu perbuatan nanti kita berpikir bahwa senja itu adalah temaram lampu hidup kita suatu saat nanti betapa mudah menangkap sinyal itu yang menelusup pada masa depan 2) menari-nari bersama hembusan sepoi angin waktu berputar-putar mengelilingiku seakan menuntunku pada sebuah jalan yang aku belum ketahui lalu langit mulai temaram menerjalkan kenangan dia berputar terus menarikku pelan-pelan dan sampai embun bersinar terang menyilaukan kedua mataku kala pagi 3) bergulat berseri bertautan berkali meski hidup tak hanya memaki tak hanya berdiri tak hanya bergumul lumpur tak saban hari adalah tetesan keringat yang mahal dicairkan menetes menapak setapak jalan pada keabadian menuju penuh peluh menyeluruh pada kesungguhan ada tersimpul atau tersirat makna kita hidup sungguh pada putaran roda yang maha daya kuasa kembali menjadi sebuah teka-teki akhirnya dan kita tiada tahu 5) ada secercah harapan kala mentari menggoyang suasana dan mengaduk-aduk perasaan menenggelamkan tulang sumsum prinsip tegak harus berlari untuk mengejar yang tertinggalkan |
4)
biar senyum terpahat selalu dihari yang akan datang kawan
6) lagi dan terus mengulang seperti hari kemarin bahwa tak ada yang bisa mencegah bahwa tak ada yang abadi siluet menentramkan hati seperti merah darah 7) pada permulaan malam senja semakin temaram menikam bertubi malam meninggi hasrat kelam 8) pada larik sajak kita berdendang ketika matahari tenggelam menelan kata ikut berhamburan menyemburat ke langit imajinasi padang luas jauh yang terjangkau yang terikatkan sebuah persahabatan 9) begitu seterusnya tanpa kita pikirkan berlalu berlalu berlalu dan tiada terhiraukan menanti hari senja dan hari senja hari setia disini 10) senyap sunyi memanggil pulang kesendirian sebelum meniti hafal jalan-jalan pulang berkabut tebal keraguan kutitipkan asa sejenak kupintal mengerak jarak 11) bertebar rasa rindu setudung senja mengelam muram temaram biarkan aku berkelahi dengan kabut-kabut itu memenangkan cahaya dipertengahan malam yang kian menenggelamkan 12) dahaga telah melewati batas ingin rasanya menghembus dalam-dalam napas tinggal separuh saja menghela haluan menuju atas bercengkerama dengan banyak kabut dan siluet yang mulai meretas semoga kelak mendapatkan yang pantas tentang cita berbingkai kenangan dan cinta yang kandas
Karanganyar, 19 September 2010
*) Ekohm Abiyasa
Kumpulan puisi: http://serampaikata.blogspot.com
Blog alumni MAN Kra:
|
Selasa, 21 September 2010
Puisi Ekohm Abiyasa di Reuni II 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda.
Salam,
Admin